Kita
kembali sejenak beberapa saat sebelum keduanya berciuman. Sambil
menangis, Jae In mengeluh dengan sedih mereka orang kaya benar2 beda,
mereka memberiku baju ini hanya untuk merendahkanku saja. Lalu kata-kata
Gun Wook, yang meminta Jae In menganggap-nya sebagai Hong Tae Sung dan
memarahinya. Tae Sung lewat dan melihat keduanya, lalu mereka berciuman.
Gun
Wook mundur dan Jae In berkata, apa yang kau lakukan? Jae In kesal, apa
kau pikir aku ini murahan juga sama seperti pikiran mereka. Bukan
seperti itu kata Gun Wook. Lalu apa? apa kau menyukaiku? tanya Jae In.
Gun
Wook tidak bisa menjawab dan situasi menjadi kikuk. Jae in berkata aku
senang kau mengikuti untuk menghiburku, sadarlah, kau berkencan dengan
Mo Ne kan, Ny. Shin paling sayang dengannya. (padahal Gun Wook dah lupa
kalau kencan dengan Mo Ne)
Tae Sung pergi dengan marah.
Jae
In melampiaskan kesedihannya dengan minum soju, minum seperti tidak ada
hari esok. Pura-pura ada teman di seberangnya dan menawarkan minum. Gun
Wook juga duduk di dekat Jae in dan menjaganya.
Tae
Sung mencoba menghubungi Gun Wook dan seperti biasa, telp-nya
diabaikan. Tae Sung murka. (kebiasaan Gun Wook, ignoring phone calls)
Gun
Wook terus mengawasi Jae in, bahkan ketika Jae in melempar kaleng bir
kosong ke sepasang pria wanita yang sedang ciuman dan membuat pria itu
marah, Gun Wook juga yang menghalangi pria itu. Gun Wook menyusul Jae in
yang sudah pergi dari warung soju itu.
Ternyata
Jae In sudah sampai di sekitar apartemen-nya, Jae in duduk di tangga
dan tertidur. Gun Wook duduk di sampingnya dan menyandarkan kepala Jae
in di pundaknya. Dia membiarkan Jae in tidur sampai menjelang subuh, Gun
Wook mengambil ponsel Jae in dan memasang alarm, lalu menyandarkan
kepala Jae in ke tembok dengan alas sapu tangan. Ketika Jae in bangun,
ia tidak menyadari apa-apa dan langsung lari ke rumah. Tanpa tahu kalau
Gun Wook menjaganya semalaman sigh..ah sudahlah.
Akhirnya,
Gun wook menghubungi Mo Ne. Mo Ne sangat gembira dan langsung memeluk
Gun Wook, keduanya kencan dan minum di cafe. Tapi Gun Wook sama sekali
tidak perhatian dengan Mo Ne. Mo ne tidak sadar dan dengan polos berkata
asal aku memilikimu aku akan bahagia.
Di
kediaman Tae Ra, ia berkata pada suaminya kalau akan mengambil alih
departemen store Haeshin. Suaminya seperti biasa tidak mengalihkan
pandangan dari korannya dan berkata lakukan saja apa yang kau suka. Tae
Ra menyinggung tentang pertemuan Park dengan ayahnya. Suaminya terkejut,
dia berkata semuanya baik2 saja, hanya ayahnya ingin mengembangkan
bisnisnya, jadi dia perlu pinjaman kecil. Akan dibayar nanti.
Tae Ra dengan dingin berkata kau tidak pernah mengembalikan uang yang dipinjam dari ayahku, tak se-senpun. Oh wow..
Tae
Ra minta agar suaminya menghentikan ayahnya sebelum semuanya tidak
terkendali. Suaminya terpana, dan ekspresinya seperti : Kau makan
jantung beruang ya? wow..dan Jaksa Park tersinggung, dia pergi.
Paginya,
Tae Sung keluar untuk menemui Gun Wook dan melampiaskan kemarahannya,
Tae Sung membentak, Apa yang kau lakukan semalam? Apa arti Moon Jae In
bagimu? Apa yang terjadi diantara kalian berdua? Jika kau bohong, kau
mati! Gun Wook diam saja.
Ternyata
itu cuma imajinasi Tae sung, keluarga Hong ini...memang speechless dah.
Yang bisa dilakukan Tae Sung cuma menegur Gun Wook karena tidak
menjawab telp-nya kemarin, dan tanya apa perkembangan pemeriksaan Gun
Wook atas anak itu (Tae Sung/Gun Wook). Gun Wook berkata dulu anak itu
berasal dari desa Mirang dan ia mendapat informasi dari sekretaris Tuan
Hong.
Jae
in kembali kerja dan menghadap Ny. Shin, ia minta maaf atas sikapnya
kemarin. Ny. Shin memberikan tiga aturan "Bekerja dibawah perintah istri
konnglomerat" bekerja dengan-nya :
1. Tahu diri'
2. Tahu mengapa kau disini
3. Tahu untuk siapa kau ada.
Wow..
ini ekspresi Jae in ketika mendengarnya .........
Ny.
Shin harus pergi dan sopir semua pergi makan siang. Gun Wook ada di
mobilnya diluar, Jae in mau tidak mau harus minta tolong padanya untuk
mengantar Ny. Shin.
Detektif
Gwak juga masuk ke gallery dan ingin bertemu Ny. Shin. Detektif Gwak
mengeluarkan sketsa Tae Sung kecil (Gun Wook) dan tanya apa Ny. Shin
mengenalinya. Ny. Shin pura2 tidak kenal, detektif Gwak tahu Ny. Shin
bohong dan Ny. Shin beralasan sibuk.
Ny.
Shin masuk ke mobil, dan terperanjat saat tahu kalau sopirnya Gun
Woook. Gun Wook mengunyah permen karet, Ny Shin kesal sekali, ia tidak
senang. Ny. Shin tanya kalau kau lulusan luar negeri, mengapa kau
kembali dan mengerjakan pekerjaan seperti ini. Gun Wook menjawab, ia
kesini untuk mencari orang tuanya, untuk tanya pada mereka mengapa
mereka mengusirnya pergi seperti anjing di jalanan dalam hujan. Ny. Shin
seperti tertarik tapi dia merasa Gun Wook hanya ingin membuatnya marah
saja.
Ny. Shin
minta Gun Wook melepaskan Mo ne dan mencari uang. Gun wook sebal tapi
berkata kalau Mo Ne mewarisi kecantikan Ny. Shin ini membuat mamiku eh
Ny. Shin semakin murka hahaha...Dia minta diturunkan tapi Gun Wook
berkata sudah dekat dan malah ngebut.
Mereka
sampai, Tae Ra juga hadir dan melihat Gun Wook serta tambah shock
melihat ibunya keluar dari mobil yang sama. Ny. Shin minta Gun wook
pergi dan Gun Wook nyengir kecil ke arah Tae Ra dan dibalas lo!
Beberapa
teman Ny Shin (wow ada mamanya Jae Kyung-BBF haha) terpesona dengan Gun
Wook dan mengira itu Tae sung. Gun Wook cuek membenarkan dan memberi
salam, tante2 itu semakin terpesona. (eh Kim Nam Gil sama Lee Min
Jung/Jae Kyung cocok kayanya hehehe..main drama komedi gitu, berharap
dot com 2 th lagi sigh...)
Gun
wook mau pergi, tapi ada 2 anak tuna rungu yang mendekati Ny. Shin dan
Tae Ra, keduanya menanyakan sesuatu dengan bahasa isyarat, tapi Ny. Shin
tidak mengerti. Gun Wook mendekati mereka dan menjawab pertanyaan
mereka dengan bahasa isyarat juga. Mereka tanya dimana toilet. Tae Ra
terpesona, kau bisa bahasa isyarat? dimana kau belajar? Gun Wook
menjawab dia belajar sudah lama sekali dari ayahnya. Gun Wook pergi dan
Tae Ra memandangnya dengan perasaan campur aduk.
Tae
Sung mencoba kerja tapi bosan setengah mati. Tae Sung masih belum bisa
melupakan kejadian Gun Wook dan Jae in yang ciuman kemarin. Detektif
Gwak menemuinya dan Tae Sung mengatakan kalau ia punya informasi kampung
anak itu, yaitu di Mi Rang.
Detektif
Gwak langsung pergi. Tae Sung dipanggil ayahnya dan Tuan Hong
memarahinya karena tidak mengurus masalah perusahaan, Tae Sung juga
sepertinya tidak tahu kalau ada masalah. Ayahnya minta Tae Sung bisa
lebih tanggung jawab lagi dan bla..bla..bla..Tae sung entah dengar atau
tidak...
Tae Sung
bertemu sekretaris Tuan Hong dan ia ingin memastikan apa memang Tuan Kim
memberikan informasi pada Gun Wook soal anak itu tapi Ny. Shin
memotongnya, mengapa kau ingin tahu?
Tae
Sung tanya apa Ny. Shin ingat anak itu. Ny. Shin menjawab tidak. Tae
Sung berkata, kau seharusnya mulai cemas jangan2 kau kena dimensia/
pikun, kau juga akan melupakanku. Bwa ..
Gun
wook tiba di rumah lamanya dan melihat kondisinya yang sudah tidak
terawat, ia ingat ayah dan ibu angkatnya yang baik dan sayang padanya.
Gun Wook melihat sandal plastik biru dan ia ingat ibunya mencuci sandal
itu sambil tersenyum padanya. Gun Wook berlutut mengambil sandal itu,
Omma...(oh suara Kim Nam Gil.....), dia bahkan membalas isyarat ayahnya :
Ayah, aku merindukanmu.
Ny.
Shin memanggil Sekretaris Kim. Pak Kim, bukankah kau berkata kalau anak
itu sudah mati? Pak Kim menjawab, benar, tapi jazadnya tidak pernah
ditemukan. Ny. Shin heran, bagaimana polisi itu bisa memeriksa anak itu,
cari tahu apa yang membuat polisi itu memeriksa anak ini. sekretaris
Kim mengerti dan pergi.
Ny. Shin membuka majalah di depannya dan meremasnya dan memberantakkan mejanya, ia gusar dan berdiri gelisah. (interesting fact)
Jae
in masuk ke kantor Tae Sung, mengamati papan namanya, direktur Hong Tae
Sung. Tae Sung masuk dan Jae in berkata ia mengirimkan undangan
pembukaan gallery. Tae Sung mencoba menjelaskan sesuatu tapi Jae in
pergi dia tidak mau dengar, dia masih marah soal topeng itu.
Gun
Wook duduk di bekas rumah lamanya dan seorang tetangga lama datang,
siapa itu? Gun Wook berdiri dan berkata dia hanya lewat dan tertarik
dengan tempat ini. Tetangganya tanya apa kau dari seoul, kau mau beli
tempat ini? Gun Wook berkata ya mungkin ia akan membelinya. Tetangganya
berkata rumah ini dulu milik sepasang suami istri, suaminya tuna rungu
keduanya sudah meninggal, mereka punya anak tapi tidak pernah pulang
dalam 20 th ini.
Anaknya
tidak pernah datang menjenguk makam orang tuanya. Gun Wook terperanjat
dan menahan emosinya, makam? Bapak itu membenarkan, karena kasihan,
petugas desa mengurus dan mengubur keduanya dengan upacara yang layak,
meskipun anaknya tidak pernah muncul, tapi makam itu tetap terawat,
karena selalu bersih. Ada yang selalu datang berkunjung. Wow..that's
new, bahkan Gun Wook juga kaget, siapa? Bapak itu tidak tahu, mereka
bilang pria yang cukup tua, dan pasti bukan anaknya.

Gun
Wook akhirnya mendatangi makam orang tuanya, dia ingat kata2 Bapak itu,
makam itu makam tunggal, karena mereka suami istri, jadi dikuburkan
bersama. Ada rangkaian bunga di depan makam itu. Gun Wook membawa
sebotol soju dan dengan penuh perasaan menuangkan sojunya sebagai sajian
curahan, really fantastic, suasananya, wow..Gun Wook sampai terbatuk2
menahan tangis, dadanya sesak sekali, dan ia dua kali tidak sanggup
minum sojunya...semuanya ini dengan suara hati Gun Wook sebagai latar
belakang :
Gun
Wook : "Disini terbaring dua orang yang tidak diingat. Mereka yang
dihapus dari ingatan terbaring disini, di kematian..sementara mereka
yang mendorong ke kematian justru hidup dengan tenang. Mereka sudah
lupa, satu keputusan yang kejam. Mereka tidak tahu..apa akhir hidup
mereka. Aku akan membuat mereka mengerti berapapun harganya. Tuhan
mungkin ada di pihak mereka dan iblis di pihakku, jika aku bisa
mengambil segalanya dari mereka aku akan memilih jalan iblis." (oh stop
it Gun Wook before it's too late, revenge will always lead you onto the
valley of death...)

Semua
itu dengan kilasan adegan, dari kehidupan orang tuanya yang sederhana
dan mencintainya, Ny. Shin yang tertawa dengan koleganya, Tuan Hong yang
sedang main golf, Mo Ne yang belanja tanpa rasa tertarik dan hanya
pemborosan saja, Tae Ra yang menikmati spa, Tae sung yang makan steak
dan meludahkannya karena tidak puas, semua itu menari di benak Gun Wook
dan membuatnya pedih.
Gun
Wook menuju mobilnya dan pergi, tidak sadar kalau mobil kedua detektif
itu ada di persimpangan. Detektif Gwak melihatnya, hei..itu Shim Gun
Wook. Dan detektif itu semakin curiga.
Tae
Sung mengikuti Jae in, hei! hei! Jae in cuek dan terus jalan. Tae Sung
tidak minta maaf tapi justru tanya, apa yang harus kulakukan, mengelem
topeng itu kembali?
Jae
In menyindir pasti enak jadi Hong Tae Sung yang bisa melakukan apa saja
yang diinginkannya. Tae Sung marah dan mengancam Jae in, awas kau, jaga
mulutmu! Jae in pergi.
Tae
sung mengikutinya dan bahkan ketika Jae in naik bis dia naik mobil
mengikuti bis itu. Ketika bis itu berhenti, Tae Sung naik dan akan
membayar dengan lembaran uang yang besar nilainya. Supir bis melihatnya
dan berpikir Tae sung gila. Tae Sung tidak mengerti dan akhirnya Jae in
yang menggesekkan kartunya dan membayar ongkos bis Tae Sung.
Tae
sung duduk dan beberapa saat kemudian ia berkata pada Jae in kalau ia
lapar, Jae in cuek. Tae sung lalu teriak dan mengajak kencan Jae in
sampai seluruh bus dengar. Jae in tersenyum geli, Tae Sung senang karena
merasa kemarahan Jae in sudah reda.
Keduanya
pergi ke restaurant dan ternyata Ny. Shin juga disitu. Jae in ke toilet
sehingga tidak bertemu Ny. Shin tapi saat kembali ke meja ia mendengar
percakapan Tae Sung dengan Ny. Shin, intinya Ny. Shin tidak suka semua
gadis yang dikencani Tae sung dan melarangnya membawa gadis itu ke
rumah. Ny. Shin pergi.

Jae
in mendengar semuanya dan kembali ke meja pura2 tidak terjadi apa-apa.
Tae Sung lantas tanya mengapa kau seperti itu, Jae in menjawab karena ia
lapar. Tae Sung percaya saja dan dengan ragu tanya bagaimana sebenarnya
hubunganmu dengan Gun Wook. Jae in menjawab mereka hanya teman.
Sementara
itu Gun Wook menerima informasi dari informan-nya kalau Tae Ra mulai
berperan dalam Haeshin Grup. Gun Wook mulai mengarah pada Tae Ra.
Tae
sung menugaskan Gun Wook untuk mengatasi masalah pencurian dalam proyek
pembangunan. Dan Gun Wook berhasil menemukan orang2 dibalik pencurian
itu hanya dalam waktu sehari (hebat banget.)
Mo
Ne mengatur makan siang bertiga antara Tae Ra, dirinya dan Gun Wook.
Makan siang aneh. Gun Wook terus saja memandang Tae Ra dengan pandangan
menggoda.
Mo
Ne ingin kakaknya membujuk ayahnya untuk memberikan Gun Wook jabatan di
perusahaan, dia tidak ingin Gun Wook hanya jadi asisten Tae Sung. Mo Ne
merasa itu tidak masalah karena ia punya rencana menikah dengan Gun
Wook. Tae Ra mengingatkan adiknya kalau ayah belum memberikan ijin
mengenai itu dan tanya apa Gun Wook punya rencana menikah dengan Mo ne.
Gun
Wook menjawab tidak sambil dengan sengaja memegang tangan Mo ne di
depan Tae Ra, dia masih terlalu muda. Tae Ra melirik gerakan tangan Gun
wook.
Mo Ne pergi
dan meninggalkan Gun Wook dan Tae Ra, Tae Ra langsung tanya, kau
mendekati Mo Ne, lalu memanfaatkan Mo ne mendekati Tae Sung kemuadian
siapa berikutnya? Aku?
Gun Wook hanya tersenyum.
Tae
Ra tanya apa ini mengenai uang? Bukan untuk itu kata Gun Wook, aku
punya banyak uang. Gun Wook tanya, apa yang terjadi kalau aku dekat
denganmu? Tae Ra berkata aku tidak akan membiarkanmu! Gun Wook : Aku
akan menunggunya.
Tae
Ra marah dan meninggalkan restoran dengan terburu-buru padahal diluar
hujan deras. Gun Wook mengikutinya dengan payung, ckckckc, aku akan
menunggu mobil bersamamu. Tae Ra mencoba menghindari Gun Wook, sampai
hampir ke jalan. Gun Wook menariknya ke samping dalam pelukannya.
Tae Ra : Jangan mendekat lagi.
Gun Wook : Apa kau takut?
Tae Ra : Apa kau berkata kau akan melakukannya?
Gun
Wook menahan dirinya dan berkata pada Tae Ra, jangan berdiri kehujanan
seperti ini, sopirnya menepi dan Tae Ra masuk mobil, Gun Wook melihat
Tae Ra pergi dan suasana masih tegang...
Bad Guy 1